Rabu, 25 Februari 2009

Bagai Air Mengalir

Bagai Air Mengalir

Tidak terasa sejauh ini sudah 15 buah tulisan yang telah saya garap untuk lomba Black Blog Competition yang diselenggarakan Djarum Black. Tidak menyangka bisa nembus sampai angka 10 tulisan lebih dalam kurun waktu satu bulan.

Sejak memantapkan niat dan mendaftar di http://www.autoblackthrough.com/blogcompetition sempat muncul pertanyaan apakah saya mampu untuk memenuhi target dari pihak panitia membuat artikel minimal 20 yang di dalamnya harus ada minimal 2 keywords seperti Autoblackthrough, Autoblackthrough goes to campus, Blackinnovationawards. Setelah dijalani dengan enjoy dan niatnya untuk mengekspresikan unek-unek lewat tulisan dan memberikan yang terbaik, alhamdulillah ide dan tulisan selalu ada.

Bagi saya ini kesempatan untuk lebih getol memposting tulisan di blog. Eksistensi diri untuk menulis perlu dijaga. Sayang bila sudah punya jalur dalam bidang menulis tidak dimaksimalkan. Lomba blog seperti Black Blog Competition yang sedang saya ikuti ini adalah salah satu cara menstimulus orang untuk rajin menulis dan eksis dalam menulis.

Terkadang, orang jika berada dalam kondisi dikejar deadline seperti para jurnalis, maka dengan segenap usaha segala kemampuannya akan keluar dan ide-ide selalu muncul. Singkatnya, orang yang terjepit biasanya akan selalu ada jalan keluarnya.

Saya teringat konsep Mestakung (Semesta Mendukung) yang dicetuskan Prof. Yohanes Surya. Menurutnya. ketika seseorang berada dalam kondisi tertekan, terjepit, atau berada dalam tuntutan target maka alam semesta ini akan memberikan dukungan terhadapnya sadar atau tidak sadar.

Jika dicontohkan, seperti orang yang sedang dikejar seekor anjing. Ketika orang yang dikejar anjing itu berhadapan dengan sebuah tebing yang tingginya lebih tinggi dari badanya berada di depannya, maka dengan rasa terjepit dan tertekan karena dikejar anjing orang tersebut bisa melewati tebing yang tingginya lebih dari tinggi badannya itu. Karena rasa terjepit dan berada dalam kondisi kritis itulah mestakung muncul.

Hal senadapun dialami saat menulis. Mestakung bisa dialami saat-saat kritis, contohnya jurnalis seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Bagaimanapun, menulis adalah pekerjaan yang siapa saja bisa melakukannya. Menulis itu bagaikan air yang mengalir dari hulu sungai sampai hilir. Setelah dituliskan kata pertama, maka akan mengalir kata-kata selanjutnya di belakang. Sehingga menjadi sebuah padanan kalimat, dari kalimat menjadi paragraf, dari paragraf menjadi artikel. Selanjutnya bisa menjadi sebuah buku.

Lets write! Write anything you want! Feel and enjoy it!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar