Senin, 24 September 2007

Wawancara Eksklusif Syarif Hidayat

PENDIDIKAN NOMOR SATU!
Pendidikan memang sesuatu yang primer dan fundamental dalam hidup ini. Melalui suatu pendidikan seseorang akan tinggi derajatnya di mata Allah SWT. Melalui suatu pendidikan pula kualitas SDM akan semakin unggul dan proporsioanal. Semakin unggul kualitas SDM semakin unggul juga kualitas hidup manusia. Dengan begitu eksistensi manusia akan semakin diperhitungkan keberadaannya.

Hal senada juga dilontarkan oleh Bapak Syarif Hidayat, yang notabene adalah Wali Kota terpilih dalam Pilkada Kota Tasikmalaya 2007 belum lama ini. Menurut Beliau, pendidikan tidak bisa dianggap sepele. “Dengan pendidikan, SDM suatu bangsa bisa unggul. Dengan SDM yang unggul tidak ada lagi pengangguran dan kemiskinan.” Terangya.

Wawancara dengan Wali Kota 2007-2012 ini juga menyinggung soal sikap pelajar. Dewasa ini, para pelajar khsusunya di Kota Tasik mesti menyadari perannya dalam belajar. Tidak sedikit, pelajar hanya mencari nilai. Padahal nilai bukanlah segala-galanya. Soft skill yang kadang tidak diperhatikan. Padahal soft skill menjadi bekal bagi pelajar kelak dalam menghadapi hidup sebenarnya di masyarakat kelak.

Beliau juga memancing kita untuk menumbuhkan sikap kritis dalam segala hal. Tentunya sikap kritis yang baik tentunya. Beliau juga mencontohkan pelajar di China dan Jepang yang selalu semangat dalam belajar. “Lihat seperti di Jepang dan China! Mereka belajar dengan semangat. Mereka bahkan belajar sampai malam hari. Mereka tidak punya SDA, tetapi mereka berpikir bagaimana hidup mereka bisa tercukupi tanpa SDA yang memadai. Maka dengan sungguh-sungguh belajar mereka bisa seperti sekarang.” Tegas Beliau.

Terakhir Beliau menitip pesan untuk pelajar di Kota Tasikmalaya. Beliau berpesan untuk sungguh-sungguh belajar dan menjauhi maksiat. Motivasi Beliau semoga bisa memacu kita untuk belajar dan belajar tanpa henti.

Sabtu, 22 September 2007

Hendak ke mana pembangunan Kota Tasik?

Di Bawah Dwi Tunggal Sadarajat.
Percampuran Dua tradisi Kiai dan Bos Angkutan

Belum lama ini Kota Tasikmalaya memiliki pemimpin yang baru. Pemimpin hasil dari pesta demokrasi (pilkada). Dan ini merupakan kali pertama bagi Kota Santri memilih pemimpin secara langsung. Maka tak heran, selama perhelatan akbar itu berlangsung, animo masyarakat begitu besar. Seluruh elemen masyarakat mulai dari tukang becak sampai pejabat begitu antusias dalam hajat besar ini. Meskipun tetap ada beberapa masyarakat yang tidak menggunakan hak suaranya (golput). Akan tetapi hal tersebut tidak mengurangi esensi dari pilkada itu sendiri. Karena hal tersebut merupakan hal yang lumrah, sebuah dinamika hidup.

Hasil pun telah ditetapkan. KPUD berdasarkan hasil pleno menetapkan pasangan calon nomor 3 sebagai Walikota dan Wakil Walikota terpilih. Dengan perolehan suara 118.481 Syarif dan Dede melaju ke Tasik 1. Sebuah amanat bagi Syarif dan Dede. Kepercayaan masyarakat begitu besar terhadap pasangan yang diusung oleh PAN, PKS, PBR, PBB, dan PPP ini. Pak Syarif, yang notabene adalah wakil walikota periode sebelumnya tentunya telah mendapatkan “banyak garam” mengenai konstalasi pemerintahan di Kota Tasik. Modal yang cukup bagi seorang pemimpin untuk menangani permasalahan yang ada.

Perubahan
Kenapa Pak Syarif bisa menang? Jika kita bicara sejarah perpolitikan dan itung-itungan matematis, yang dipastikan menang pastinya adalah kubu nasionalis yang mengusung pasangan No.2. Setiap pemilu ataupun pilkada, sejarah mencatat kubu nasionalis selalu menang dan mendominasi. Tapi toh realitanya dari kubu agamis. Klenik tersebut otomatis tidak berlaku lagi sekarang.

Kita bisa melihat contoh lain. Seperti pilkada Depok yang dimenangkan oleh PKS. Mengapa bisa demikian? Mungkin ini hanya perkiraan penulis. Satu hal yang mungkin bisa kita jawab. Masyarakat Kota Tasik sekarang sudah cerdas. Kini, masyarakat telah melek informasi. Mereka rajin mencari info-info mengetahui para calonnya. Baik itu latar belakanganya, visi misinya, kepribadiaannya, dll. Berbicara kemenangan Syarif tentunya merupakan takdir dari Allah SWT.

Banyak harapan dari masyarakat Kota Tasik pada pasangan Sadarajat (sebutan Syarif dan Dede red.). Seperti janji-janji mereka ketika kampanye, pendidikan murah, dan layanan kesehatan gratis. Semoga saja semua itu tidak hanya omdo (omong doank) yang tidak ada tindak lanjutnya di lapangan. Yang pasti, masyarakat menginginkan suatu perubahan bagi Kota Tasik ke arah yang lebih baik. PR yang besar bagi sadarajat. Bukan tidak mungkin, kelak Syarif mendapat banyak “tekanan” dari sana-sini dalam roda pemerintahannya. Semoga hal tersebut tidak terjadi. Dan jika itu terjadi, semoga Syarif bisa istiqamah membela yang haq dan yang benar. Sehingga pembangunan Kota Tasik bisa lancar dan adem ayem.

Pendidikan
Tidak salah jika kita perkirakan arah pembangunan Kota Tasik akan lebih diprioritaskan pada dunia pendidikan. Seperti yang kita ketahui, sosok Syarif Hidayat disamping seorang kiai adalah seoranmg pendidik. Maka tidak heran Syarif begitu mementingkan mengenai pendidikan. Bahkan, setiap berpidato atau berceramah, Syarif selalu menyinggung soal pentingnya pendidikan dalam peningkatan SDM masyarakat.

Kita berharap, semoga apa yang telah dijanjikan dan diprogramkan oleh Sadarajat dalam rangka membangun Kota Tasik bisa berjalan lancar dan sukses. Tanpa ada penyimpangan, penyelewengan, haling rintang, dan ham,batan yang berarti. Juga, tidak menghilangkan identitas Kota Tasik sebagai kota yang religi. Semoga!

Selasa, 18 September 2007

Before You Complain

Today before you think of saying an unkind word.
Think of someone who can’t speak

Before you complain about the taste of your food.
Think of someone who has nothing to eat.

Before you complain of not having enough.
Think of someone who’s begging on the street.

Before you complain of being ugly.
Think of someone who’s actually in the worst of state of life.

Today before you complain about life.
Think of someone who went too early to heaven.

Before you argue about our dirty house someone didn’t clean or sweep.
Think of the people who are living in the streets.

Before whining about the distance you drive.
Think of someone who walks the same distance with their feet.

And when you are tired and complain about your job.
Think of the unemployed, the disabled and those who wished they had your job.

Before you think of pointing the finger or condemning another.
Remember that not one of us are without sin and we all answer to one maker.

Minggu, 16 September 2007

Interpretasi Huruf Dalam Islam.

Satu huruf yang paling egois “I (SAYA)”
Hindarilah
(Surat Al Kahfi 18: 34)

Dua huruf yang paling memuaskan “WE (KITA)”
Gunakanlah
(Surat Al An’am 6: 71-72)

Tiga huruf paling beracun “EGO”
Musnahkanlah
(Surat Al Qhashas 28: 78)

Empat huruf paling banyak digunakan “LOVE (CINTA)”
Hargailah
(Surat Ar-Rum 30: 21)

Lima huruf paling menyenangkan “SMILE (SENYUM)”
Lakukanlah
(Surat An-Najm 53: 43)

Enam huruf paling tersebar cepat “RUMOUR (GOSIP)”
Abaikanlah
(Surat Al Hujurat 49: 12)

Tujuh huruf yang paling memerlukan kerja keras “SUCCESS (SUKES)”
Raihlah
(Surat An-Nur 24: 37-38)

Delapan huruf sumber malapetaka “JEALOUSY (KECEMBURUAN)”Jauhilah
(Surat Yusuf 12: 8-9)

Sembilan huruf sumber kekuatan “KNOWLEDGE (ILMU PENGETAHUAN)”
Tuntutlah
(Surat Yaasin 36: 2 dan Surat Yusuf 12: 2)

Sepuluh huruf yang paling bermakna “CONFIDENCE (PERCAYA DIRI)”
Yakinlah
(Surat Yunus 10: 9 dab Surat At-Taubah 9: 51)

Sabtu, 15 September 2007

Latar Belakang Masalah Penelitian Gie (tugas B. Indo)

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan yang sempurna. Ini terbukti dengan kita sebagai manusia diberi kelebihan akal dan pikiran yang tidak dimiliki oleh hewan dan tumbuhan. Ini mengindikasikan bahwasannya memang benar, manusia adalah mahluk paling sempurna bahkan mulia di mata Allah SWT. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya, seperti yang tertulis di dalam Alquran surat At-Tiin ayat keempat. “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Di sini manusia adalah seorang insan Tuhan. Manusia diciptakan oleh Allah SWT melalui perantara ayah dan ibu.

Di samping itu manusia adalah seorang insan sosial. Dalam arti, manusia tidak bisa hidup sendiri dan sangat memerlukan sekali bantuan dari orang lain. Implementasinya adalah dengan interaksi sosial antara sesama individu yang satu dengan individu yang lain. Non sense apabila ada seseorang yang memproklamasikan dirinya tidak memerlukan bantuan orang lain. Sehebat apa pun orang tersebut, sepintar apapun orang tersebut, sejenius apapun orang tersebut, sekaya apapun orang tersebut, pasti sedikit-banyak memerlukan bantuan dari individu lainnya. Aristoteles pun, salah seorang filsuf Yunani mengatakan bahwa manusia itu mahluk yang bergaul dan bermasyarakat (zoon politicon).

Eksistensi dan derajat seorang individu (manusia) dari sudut pandang manusia bisa dilihat dari sejauh mana seseorang tersebut memiliki sumber daya manusia (SDM). Semakin unggul SDM seseorang semakin unggul pula kualitas hidupnya. SDM di sini meliputi berbagai banyak hal. Mulai dari ahlak, pendidikan, keahlian, intelegensi dll. Sesuai dengan sudut pandang Allah SWT, bahwa tinggi rendahya seseorang dilihat dari ketakwaannya terhadap Allah SWT. Unsur ketakwaan pun tak luput dari komponen SDM. Karena adanya korelasi yang sangat berpengaruh.

Seperti yang kita ketahui, manusia memiliki IQ (Intelegent Quentien), EQ (Emotional Quentien), dan SQ (Spiritual Quentien). Tiga unsur yang hakiki jika manusia dapat menyeimbangkan ketiga hal tersebut. Orang yang mampu mengaplikasikan IQ, EQ, dan SQ dengan seimbang maka orang tersebut jauh dari yang namanya stress atau depresi. Intinya, orang yang banyak stress atau pun depresi disinyalir malahan bisa dipastikan tidak memposisikan ketiga unsur tersebut secara seimbang.

Manusia dengan SDM yang unggul dan berkualitas jelas memiliki ketiga unsur kecerdasan tersebut secara proporsioanal. Artinya, setiap komponen harus benar-benar dimaksimalkan kinerjanya. Jika salah satu tidak dioptimalkan, maka akan terjadi suatu kepincangan. Seperti halnya jika seseorang memiliki IQ tinggi, tetapi SQnya rendah. Maka bisa diprediksi seseorang tersebut akan menjadi orang yang pintar, tetapi kepintarannya dimanfaatkan ke dalam hal-hal yang kurang baik atau bermanfaat. Begitupun sebaliknya, IQ rendah, SQ tinggi, dan EQnya rendah tidak akan membuat manusia menjadi manusia paripurna.

Jumat, 14 September 2007

Al Ghazali's Six Questions

One fine day, Al Ghazali was sitting among his students. He asked them six interesting questions.

Tell me the nearest thing in our life. His students answered: Parents, teachers, and friends. Al Ghazali said: It is death. Allah said, every soul shall have a taste of death.

Tell me the farthest place from earth. His students answered: Moon, sun, and stars. Al Ghazali said: It is the past. No matter how hard we try it, it is unreachable.

Tell me the biggest thing on earth. His students said: Mountain and ocean. Al Ghazali said: It is passion. Because of it, we can be thrown into darkest pit of the hell.

Tell me the heaviest thing on earth. His students answered: Elephant and steel. Al Ghazali said: It is the trust.

Tell me the lightest thing on earth. His students answered: Wind, dust, and cotton. Al Ghazali said: It is leaving five times pray. We leave it because of or job or business.

Tell me the sharpest thing on earth. His students answered: Sword. Al Ghazali said: It is word. Because people shall hate each other from words.

Islam adalah...

"Ceritakan padaku tentang lengkapnya Islam", pinta seorang pemuda kepada gurunya. Sang Guru menjawab,
"Islam adalah pedoman hidup, cobalah.
Islam adalah hadiah, terimalah.
Islam adalah perjalanan, sempurnakanlah.
Islam adalah perjuangan, berjuanglah atas nama-Nya.
Islam adalah target, capailah.
Islam adalah kesempatan, manfaatkanlah.
Islam bukanlah untuk para pendosa, atasilah.
Islam bukanlah permainan, seriuslah.
Islam bukanlah misteri, genggamlah.
Islam bukanlah untuk para pengecut, hadapilah.
Islam bukanlah untuk mereka yang telah meninggal dunia, semarakkan dakwahnya.
Islam adalah janji, tunaikanlah.
Islam adalah kewajiban, jalankan sebaik-baiknya.
Islam adalah benda berharga, shalatlah.
Islam adalah jalan hidup yang indah, saksikanlah.
Islam punya pesan untukmu, dengarkanlah.
Islam adalah cinta, cintailah".

Kamis, 13 September 2007

My First Shaum

Alhamdulillah, akhirnya Saya bisa ketemu lagi dengan bulan yang penuh rahmat dan magfirah Allah SWT ini. Terima kasih ya Allah Engkau masih memberikan umur dan kesehatan kepada Saya. Subhanallah begitu indahnya bulan Ramadhan! Begitu nikmat rasanya! Sungguh nikmat yang tiada tara.

"Sahur...sahur...!" Terdengar suara dari mesjid-mesjid dekat rumah. Saya terbangun dan melihat jam yang menujukkan pukul 3. Sahur telah tiba, dan raga ini tidak seperti biasanya. Raga ini terbagun begitu kuatnya. Sungguh keajaiban bulan Ramadhan. Jujur saja, biasanya Saya jarang bangun jam 3an. Mungkin semua orang merasakan hal yang sama. Begitu segarnya kita menghadapi sahur dan puasa. Malamnya kita telah melakukan shalat tarawih, shalat tarawih kita yang pertama di bulan Ramadhan.

Kita sepakat, bahwa bulan suci ini mesti diisi dengan ibadah kepada Allah SWT. Ibadah kita mesti kita tingkatkan. Baik dari segi kekhusuan, frekuensi, dan esensi dari ibadah itu sendiri. Tidak hanya ibadah, tetapi juga amalan-amalan yang baik, sikap positif, dan pekerjaan yang tidak sia-sia. Intinya segala sesuatu yang kita lakukan di bulan ramadhan semata-mata hanya ingin mendapat ridho dari Allah SWT. Tentunya kita harus ikhlas dalam menjalankannya.

Semoga Ramadhan kali ini bisa memberikan perubahan yang signifikan terhadap diri kita. Semoga Ramadhan kali ini bisa meningkatkan ketakwaan kita terhadap Allah SWT. Semoga kita mendapat malam lailatul qadar. Semoga kita mendapat magfirah Allah SWT. Semoga kita terlahir suci kembali di akhir Ramadhan. Semoga!!!!

Beware of Globalization Era

Era globalisasi sudah di depan mata. Lebih cepat kemajuan peradaban dunia, lebih maju juga segala macam yang menghiasi kehidupan manusia. Mulai dari pergaulan antarsesama manusia, cara berpakaian, sikap hidup, dll. Dari era globalisasi tersebut kita bisa mendapat dua input. Baik itu input yang positif maupun yang negatif.

Melihat fakta yang ada di lapangan, bahwa era globalisasi di samping menghasilkan banyak input positif juga menghasilkan input yang negatif. Oleh karena itu, dalam era globalisasi kita membutuhkan proses penyaringan untuk menyaring hal-hal yang dianggap buruk.

Tapi pada kenyataannya proses penyaringan tersebut tidak didukung oleh sumber daya manusia yang menghadapi era globalisasi itu. Justru mayoritas masyarakat tidak memperhatikan hal yang bersifat penyaringan tersebut khususnya remaja.

Media massa merupakan salah satu objek yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam era globalisasi. Karena itu, media merupakan salah satu kekuatan raksasa yang mesti diperhitungkan.

Media juga ditempatkan menjadi salah satu variable determinan. Maksudnya media dijadikan salah satu kepentingan yang tidak bisa ditunda-tunda sebagai faktor kuat yang berperan dalam era globalisasi.

Bisa dikata zaman sekarang merupakan zaman edan atau yang lebih tepat masyarakat sekarang banyak yang edan. Bagaimana tidak, kita bisa melihat fenomena yang ada pada masyarakat. Pergaulan antara pria dan wanita yang bukan muhrimnya sudah tidak memperhatikan norma-norma yang ada.

Contohnya saja remaja, remaja zaman sekarang sudah terkontaminasi dengan hal-hal yang berbau barat yang tidak memperhatikan norma-norma yang ada khusunya norma agama. Meskipun tidak semua remaja seperti itu tapi sangatlah fatal jika hal tersebut tidak ditangani.
Free sex, berpakaian serba minim bagi wanita, penyalahgunaan narkoba, merupakan salah satu sikap yang ditiru oleh remaja sekarang dalam era globalisasi ini. Memang dalam menangani hal tersebut tidak semudah mengembalikkan telapak tangan. Mesti melalui proses yang cukup lama.

Peran orang tua juga sangat penting dalam menghadapi fenomena ini. Orang tua mesti mengarahkan dan membimbing anak-anaknya agar terhindar dan jauh dari hal-hal yang negatif
Faktor lingkungan juga amat mempengaruhi dalam sikap dan prilaku remaja. Jika lingkungannya positif, refresentatif, kreatif, dan prestatif tentu bakal menjadikan pribadi remaja yang poisitif pula.

Tapi jika lingkungannya negatif, jauh dari norma-norma dan tidak karuan, jelas bakal menjadikan pribadi remaja yang negatif pula. Berbagai survey pun dilakukan dalam rangka mengetahui sejauh mana para remaja sekarang terbawa oleh arus negatif globalisasi. Hasil survey pun tidak bisa dielakkan.

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Wonosobo ketika tahun 2000 melaporkan sepertiga remaja putri telah hamil di luar nikah. Bahkan ada salah satu survey yang mengatakan 42% remaja menyatakan pernah berhubungan seks dan 52% di antaranya masih aktif menjalaninya. Survey tersebut melibatkan 117 remaja berusia sekitar 13-20 tahun.

Bahkan seksolog kondang Dr. Boyke Dian Nugraha pernah memperkirakan, bahwa sekitar 20-25% remaja Indonesia pernah melakukan hubungan seks pranikah. Jikalau kita telaah bersama-sama bahwa kepuasaan nafsu hanyalah sebentar. Efeknyalah yang dirasakan seumur-umur. Selain seks bebas, narkoba juga menjadi momok bagi para remaja. Narkoba juga merupakan penyakit remaja yang merusak secara dahsyat. Seperti yang kita ketahui bahwa remaja sekarang merupakan pemimpin masa depan. Bagaimana nasib suatu bangsa jika tunas-tunas bangsanya, calon-calon pemimpin masa depan terjerumus ke dalam “virus” yang mematikan.

Rabu, 12 September 2007

Panen Raya Bulan Pembakaran

Alhamdulillah. Kata yang mesti kita ucapkan apabila kita mendapatkan suatu hal yang membahagiakan. Seperti rezeki, kesenangan, kebahagiaan, kelapangan, dan hal-hal yang membuat diri kita terasa diberi "hadiah" oleh seseorang. Tentunya, hal ini merupakan suatu tanda syukur kita terhadap Allah SWT yang selalu mengasihi kita karena Dia lah Maha Pengasih, yang selalu menyayangi kita karena Dia lah Maha Penyayang.


Sungguh Allah telah memberikan nikmat yang tiada tara kepada kita semua dalam menjalani hidup ini. Begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita, mulai dari nikmat sehat, nikmat melihat, nikmat berjalan, nikmat bernafas, nikmat mendengar, terutama nikmat hidup dan masih banyak nikmat-nikmat lainnya yang tiada tara. Dan semua itu diberikan Allah SWT secara cuma-cuma alias free. Betapa sombongnya kita sebagai manusia apabila kita tidak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.

Bulan pembakaran
Berbicara mengenai syukur kita terhadap Allah SWT. Dalam tulisan ini mungkin saya akan membahas mengenai moment bulan Ramadhan yang InsyaAllah sebentar lagi akan hadapi. Semoga Allah masih memberikan umur dan kesehatan bagi kita sehingga nanti kita masih bisa dipertemukan di bulan yang penuh rahmat dan magfirah tersebut. Seperti yang kita ketahui di dalam bulan yang penuh hikmah tersebut terdapat malam yang apabila kita beribadah, dan beramal shaleh maka pahalanya sama dengan seribu bulan. Malam itu adalah malam seribu bulan (lailatul qadar).

Dalam mengahadapi bulan suci nanti. Ada hal yang menarik, karena masing-masing orang berbeda dalam menyambut kedatangan bulan suci nanti. Jika saya analogikan mungkin akan seperti ini. Tarolah di rumah kita kedatangan tamu. Tamu tersebut membawa banyak sekali hadiah dan barang bawaan (oleh-oleh). Dan sikap kita terhadap tamu tersebut bisa jadi menjamunya atau menyambutnya dengan bahagia sekali. Dan sangat menjamu tamu tersebut dengan proaktif, ikhlas, dan semangat. Sikap yang kedua menjamunya dengan biasa-biasa saja. Dalam artian kita mengaggap tidak ada istimewanya dari tamu tersebut. Dan sikap yang terakhir adalah bisa jadi kita tidak menjamunya dengan baik, bahkan terkesan menolak kedatangan tamu tersebut.

Hal tersebut sama seperti halnya bulan Ramadhan. Ramadhan layaknya seperti tamu yang membawa banyak "hadiah" bagi orang yang benar-benar menyambut dan menjalani kedatangannya. Tinggal kita pilih apakah sikap pertama yang menjamu tamu tersebut dengan antusias dan proaktif. Sikap kedua yang terkesan biasa-biasa saja, atau sikap terakhir yang tidak antusias sama sekali. Hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya. Begitu besar keutamaan bulan Ramadhan bagi umat Islam. Karena bulan Ramadhan adalah bulan pembakaran. Pembakaran untuk segala dosa-dosa yang pernah kita perbuat selama ini.

Kita beramal shaleh, maka pahalanya akan dilipatgandakan. Kita melakukan amal sunnah, maka pahalanya sama dengan wajib. Begitu "suburnya" bulan Ramadhan. Kita benar-benar dimanjakan oleh Allah SWT. Alhamdulillah Ya Allah. Engkau Maha Penyanyang. Semoga kita termasuk ke dalam kategori orang-orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan antusias dan mendapatkan "panen" yang besar nantinya. Dan pada akhirnya kita menjadi fitri kembali di hari kemenangan. Amin. Selamat menjalankan ibadah saum Ramadhan 1428 H bagi seluruh umat Islam seantero alam dunia. MARHABAN YAA RAMADHAN

Senin, 10 September 2007

IQ, EQ, SQ Pun Belum Cukup!


Resensi Buku
Judul buku : SEPIA! 5 Keserdasan Utama Meraih Bahagia dan Sukses Jenis buku : Non Fiksi
Penulis : Khairul Ummah, Dimitri Mahayana, Agus Nggermanto
Penerbit : Ahaa Pustaka
Tahun : 2005
Tebal buku : 213 hlm.

Selama ini, kecerdasan sepengetahuan kita hanya terdiri dari IQ (Intelegent Quentien), EQ (Emotional Quentien), dan SQ (Spiritual Quentien). Ternyata, masih ada beberapa kecerdasan lain yang kita miliki dan sangat berpotensi apabila kita mengembangkannya. Kecerdasan tersebut disingkat dalam sebuah kata SEPIA (Spiritual Emotional Power Intelektual Aspiration).
Istilah kecerdasan tersebut diungkap penulis dalam bukunya, "SEPIA! 5 Kecerdasan Utama Meraih Bahagia dan Sukses," dengan gamblang sehingga pembaca mudah mencerna informasi mengenai buku tersebut.

Dalam buku ini, kita akan diajak untuk mengenal dan menggali kelima kecerdasan tersebut secara optimal. Mulai dari kecerdasan Spriritual sampai Aspirasi. Setiap bab dalam buku ini menjelaskan satu per satu kecerdasan tersebut. Seperti Bab 1 yang membahas Spiritual Intelegence, bab 2 Emotional Intelegence dan seterusnya sampai bab terakhir tentang Aspiration Intelegence.

Sebelumnya dalam buku ini terdapat sebuah prolog yang mengantarkan kita terhadap suatu perenungan. Dimulai dengan sebuah pertanyaan yang klasik. Apakah anda sukses? Apakah anda bahagia? Selanjutnya buku ini menjelaskan mengenai makna dari sukses dan bahagia itu sendiri secara agak mendalam. Sukses dan bahagia ternyata dua hal terpisah.

Menurut buku ini, Bahagia tentu dapat mengantarkan kita pada kesuksesan. Bila bahagia adalah tujuan yang kita pilih, maka mampu merasa bahagia saja sudah disebut sukses. Banyak orang mengalami, keputusan untuk menjadi bahagia akhirnya mengantarkan mereka untuk mencapai sukses yang lebih tinggi dan lebih banyak.

Karakter dan kompetensi, serta penjelasan mengenai Matahari SEPIA tak luput dalam paparan prolog. Matahari SEPIA adalah hubungan keseluruhan kecerdasan tersebut digambarkan melalui sebuah simbol matahari. Simbol matahari ini seperti bentuk lingkaran Yin-Yang. Yang didalam lingkaran terdapat C-C (Character-Competence). Dan kelima kecerdasan SEPIA sebagai pancarannya.

Bab I sampai Bab 5 secara total menjelaskan tentang lima kecerdasan SEPIA. Berikut dengan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta ditulis pula beberapa komponen, hambatan, dan prospek apabila kita melejitkan potensi kecerdasan tersebut.

Ketiga penulis, yaitu Khairul Ummah, Dimitri Mahayana, Agus Nggermanto sangat komunikatif dalam menuliskan paparannya. Para penulis terkesan membawa kita sebagai pembaca mengarungi sebuah perjalanan yang menguji emosi dan pikiran kita. Dalam artian, kita “dipancing” untuk berpikir secara lebih manusiawi dan positif.

Ditambah dengan diselipkannya beberapa penggalan kisah nyata dan cerita beberapa pengalaman orang-orang sukses yang akan membuat kita berempati, bersimpati, termotivasi, terkagum-kagum, bersyukur, bahkan tercengang-cengang. Dimuat juga beberapa karikatur yang berisi sebuah intermezo kehidupan.


Hal yang sangat disayangkan dalam buku ini adalah tidak adanya sebuah komentar dari berbagai kalangan atau tokoh mengenai buku tersebut. Seperti komentar orang-orang sukses, artis, penulis, dll. Hal ini penting, karena bisa lebih menarik kita untuk membaca.


Hadirnya buku ini merupakan suatu paradigma baru mengenai sebuah kecerdasan. Setelah menelaah isi buku ini, kita akan dapat memahami fenomena. Mengapa orang pintar belum tentu cerdik, mengapa orang sekolah belum tentu sukses, mengapa orang sukses belum tentu bahagia, mengapa kebanyakan orang berprestasi biasa saja, dan segudang mengapa yang lainnya.

Coblosan Pertama

Kota Tasikmalaya telah mengukir sejarah. Pesta demokrasi bagi masyarakat Kota Tasik telah berlangsung Minggu (9/9). Semarak meriahnya hajat besar ini menyedot perhatian seluruh lapisan masyarakat kota santri. Dag..dig..dug..pun pastinya hadir dalam suasana batin para cawalkot dan cawawalkot. Budi Wahyu (BW), Bubun Noves (BN), dan Syarif Dede (SD) "bertempur" dalam arena yang diwadahai KPUD Kota Tasik. Seluruh masyarakat Kota Santri begitu antusias mengikuti jalannya hajat besar ini. Begitu pun Saya, yang notabene adalah seorang pemilih pemula. Saya pun ikut berpartisipasi dalam hingar bingar konstalasi perpolitikkan Kota Tasik (ikut nyoblos).

Satu pengalaman yang unik dan menarik bagi Saya dalam Pilkada ini. Mengapa Saya bilang begitu? Ternyata, mencoblos itu tidak semudah yang kita bayangkan sebelumnya. Belum lagi ini merupakan coblosan pertama bagi saya. Karena, sebelum-sebelumnya belum pernah (Iyalah lah wong umur 17nya baru tahun ini). So, status Saya sebagai pemilih pemula tentunya berbeda dengan pemilih yang sudah berpengalaman (sering nyoblos gitu). Istilahnya sih pemilih pemula tuh masih perjaka. He..he..

Jika dipikir-pikir, satu suara sangat berarti bagi para calon. Segala sesuatu pun di mana-mana di mulai dari yang terkecil. 1000 pun berawal dari 1. Bahkan 1000 tidak akan menjadi 1000 jika tidak ada 1. Intinya suara Saya dan pemilih yang lainnya sangat berharga dan bernilai tinggi. Tapi yang beratnya adalah Kita harus mempertanggung jawabkan suara yang bernilai 1 itu. Styukur-syukur kita tidak salah pilih pemimpin. Tapi yang fatal, dengan 1 suara itu, kita salah memilih pemimpin.

Itulah yang berat bagi seorang pemilih. Bukan hanya para calonnya saja yang berat, mesti menepati janjinya apabila terpilih kelak. Tetapi juga pemilih yang memiliki aspirasi dan memilih para calon yang mesti memilih calon yang baik. Tentunya baik di mata Allah SWT.

Sungguh pengalaman yang berharga bagi Saya bisa berpartisipasi dalam Pilkada Kota Tasikmalaya 2007 ini. Semoga cawalkot yang terpilih bisa memimpi Kota Tasik ke arah yang baik dan maju di berbagai sektor. Juga, bisa peduli terhadap dunia pendidikan, kesehatan, serta tak lupa selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Agama Islam. Amin.

Minggu, 09 September 2007

Berkenalan dengan Rektor Termuda

Prof Dr der Soz (der Sozialwissenschaften), Drs (Doktorandus) Gumilar Rusliwa Somantri

Lagi-lagi putra asli Tasik “berbicara” di kancah Nasional. Bukannya apa-apa, karena hal ini menunjukkan bahwa putra daerah tidak bisa dipandang sebelah mata. Salah seorang putra daerah asal Tasik berhasil terpilih menjadi Rektor Universitas terkemuka di Indonesia yaitu Universitas Indonesia (UI). Hal yang patut dibanggakan lagi sekaligus menjadi Rektor termuda di Indonesia.

Siapakah gerangan? Doi adalah Prof. DR. Gumilar Rusliwa Somantri. Di usianya yang baru 44 tahun menjadi pimpinan kampus bergengsi di Indonesia. 14 Agustus 2007 Doi dilantik sebagai Rektor Kampus biru tersebut. Berawal dari rasa bangga saya terhadap Gumilar, begitu sebutannya. Untuk itu mengajak pembaca mengetahui lebih jauh mengenai sosok Rektor termuda di Indonesia ini semasa kecil, remaja dan kuliah. Meskipun ringkas, mudah-mudahan bisa memotivasi kita semua.

Terlahir dengan nama Gumilar Rusliwa Somantri. Berasal dari pasangan percampuran dua tradisi. Ayahnya berasal dari keluarga religius berorientasi pendidikan dan berpikiran maju. Sedangkan Ibunya berasal dari tradisi pesantren. Lahir di kecamtan Indihiang, Tasikmalaya 44 tahun silam, Doi adalah anak ke 3 dari 7 bersaudara.

Sejak kecil Doi sudah dididik untuk belajar disiplin dan mandiri. Keseharian Doi ketika masa SD, setiap Subuh sudah dibangunkan Ayahnya untuk shalat dan mengaji di mesjid. Selanjutnya menimba air mengisi bak mandi, memberi ikan makan di kolam terletak dekat sawah, baru berangkat sekolah.

Hobinya waktu kecil adalah mendengarkan warta berita RRI Jakarta melalui radio transitor. Membaca buku dan koran tak luput dari hobi Doi. Semasa SMP, Gumilar tercatat sebagai penulis, aktivis, serta siswa teladan. Doi masuk SMP Negeri yang lokasinya sejauh 5 kilometer dari desanya. Dan Doi pulang-pergi berjalan kaki menuju sekolahnya.

Sebagai penulis, Doi aktif menulis karya sastra, puisi, cerpen, dan artikel untuk koran dan majalah (majalah anak-anak Kuncung dan Kucica, serta Koran Suara Karya dan Pikiran Rakyat). Karena tulisannya sering dimuat, Doi mendapat honor yang lumayan hasil dari tulisannya. Semasa SMP pun sudah belajar bekerja. Dengan menjadi guru les Matematika kepada siswa SD anak keluarga kaya di desanya.

Masih masa SMP, Doi terkenal aktif sebagai aktivis. Mulai dari Pramuka, PMR, pecinta alam, dan OSIS pernah Doi jalani. Tak tanggung-tanggung jabatan ketua pun disandang.
Juga, Doi menggagas pendirian majalah dinding (Mading) untuk sekolahnya. Bahkan yang menarik, Doi menitipkan barang dagangan di warung sekolah atau warung lain sepanjang perjalana menuju SMP.

Prestasinya pun tidak bisa dianggap biasa-biasa saja. Bisa dibilang sangat baik, selalu ranking tertinggi di kelas dan lulus SMP secara gemilang. Memasuki masa SMA, Gumilar remaja mulai “menampakkan taringnya”. Peran aktivis masih dilakoninya. Ketua OSIS, dan Ketua Pramuka pun kembali disandang di SMA.

Ketika akan kuliah, Doi mengikuti ujian saringan di UI. Hasilnya, Doi lulus diterima di UI. Ini merupakan hasil dari kerja kerasnya dalam belajar. Kuliah di UI, like dream come true. Doi hidup sebagai mahasiswa di asrama mahasiswa di Daksinapati Rawamangun.

Semasa kuliah pun, sebagai mahasiswa Doi semakin memperdalam kiprahnya dalam berorganisasi. Jabatan Wakil Ketua Senat Mahasiswa pun Doi sandang. Sejak kuliah S1 Doi selalu menggantungkan cita-cita melanjutkan sekolah ke luar negeri dan memperoleh gelar Doktor. Sekali lagi dengan kerja keras Doi berhasil mendapatkan S2 bahkan S3 di Jerman.

Semangat dan motivasi yang menggebu-gebu dari Doi membuatnya selalu berani mencoba dan mencoba. Serta tidak mau menyerah pada kegagalan. “Belajar dengan cepat tentang segala hal, berani mengambil keputusan, dan melihat jauh ke depan. Melekat dalam perjalanan hidup saya”. Tegas Gumilar yang dilansir dari Blog pribadi miliknya.

Sehari di Pangandaran

UNFORGETABLE MOMENT
Tepatnya hari Sabtu (8/9), kelas XII (Exact en Social) angkatan ke 3 SMA Al Muttaqin Tasikmalaya ngadain acara "munggahan" di Pantai Pangandaran Ciamis, Jawa Barat. Acara itu sendiri terkesan ngedadak. Coz, biasanya kelas XII kalo ngadain acara kaya ngumpul-ngumpul, hang out bareng, en pokoknya yang begituan deh. Suka gak jadi. So, Agus, Dwi, Ilham dan kawan-kawan se kelas XII berinisiatif buat langsung ngusulin ke Pangandaran pada hari itu juga (Sabtu). "Ceuk urang ge naon lamun teu direncanakeun mah da sok jadi. Beda jeung nu direncanakeun." Cetus Hanoi, temen saya di kelas XII. Social yang merupakan ketua BRC (Barudak Remedial Club).

Memang terdengar agak aneh. Tapi hal tersebut memang seperti itu adanya. Seperti ketika kelas XII "ngaliwet" di hutan Pinus Cikoneng. Hal serupa terjadi pada persiapannya. Perseiapannya juga sama didadak. Emang harus kaya gitu kali yah kalo buat kelas XII.

Berbicara mengenai "munggahan" kelas XII di Pangandaran, padahal itu bukan tujuan awalnya. Tujuan awalnya tuh ke Bandung, ke rumahnya si Zai. But, si Zai ama keluarganya ada acara, so gak jadi. Truz, pindah haluan ke Taraju. Mo ke rumahnya Agus en ngaliwet di sana. Eh sama gak jadi. Entah kenapa deh temen-temen pada milih ke Pangandaran. Katanya sih kalo ke Taraju jalannya gak bagus (katanya itu juga), en ongkosnya gak cukup.

Berangkat sekitar jam 10an di kampus tercinta SMA Al Muttaqin. Tediri dari dua mobil. Dedew dengan Avanzanya en Fuad dengan Tapnya. Meskipun gak semua kelas XII ikut (Linda en Hasbi) tapi tidak mengurangi ramenya suasana perjalanan en munggahan ke sana. Info aja, kalo kelas XII tuh garokil, di jalan aja bisa sambil b'canda. Tarolah Fuad, Doi "heuruey" wae lagi nyupir juga. Pokoknya di sana kita have fun.

Tiba di Pangandara sekitar jam 3 sore. Kita semua pada berenang, photo-photoan, nanya bule, makan, minum, mandi pokonya asik deh. Sungguh pengalaman yang gak bisa dilupakan. Sambil nostalgia di Pangandaran. Maklum, Saya baru ke Pangandaran lagi sejak SD. Kira-kira 6 tahun gak ke Pangandaran lagi. En lihat Pangandaran sekarang yang udah kena Tsunami jadi beda. Istilahnya gak serame yang dulu.

Udah asik kita di Pangandaran, akhirnya kita pulang lagi ke Tasik pas Magrib. En tiba di skul lagi jam 9nan. Alhamduillah.. Thanks Allah.!!! What a beautiful that day!!!!

Senin, 03 September 2007

Taaruf

Alhamdulillah...
Akhirnya Saya punya blog....
Perjuangan yang berat nih bro. Coz, ribet banget bikin blog. Cape....deh. Bikin blog lumayan ribet yah? So, mesti nanya sini nanya sono. Tapi gak apa lah, belajar ini. Truz, dengan adanya blog Saya ini moga bisa ada manfaatnya bagi semua orang. Khsusnya buat ndiri Saya ndiri en umumnya semua orang.

Saya kan hobi nulis (meskipun gak bagus-bagus amat sih). But, InsyaAllah bisa terus dikembangin di blog ini. Bisa juga blog ini dijadiin tempat curhat. En Kamu semua yang baca bisa belajar (mungkin) dari pengalaman Saya.

Terakhir, selamat datang di blog ini. Salam kenal aja. En thanks buat temen-temen yang udah bantuin dalam pembuatan blog ini. Galih en Agus, thanks udah nyempetin waktunya buat bantuin bikin ini blog.

Wass!!!