Rabu, 26 Mei 2010

Ketok Mejik Lokomotif Jogja

Jika motor dan mobil yang rusak dibawa ke bengkel. Maka lokomotif kereta yang rusak dibawa ke Balai Yasa.

Penjajahan tidak selamanya menghasilkan sebuah kesengsaraan dan kerugian. Beberapa warisan kolonial di Indonesia bahkan sangat bermanfaat kehadirannya. Balai Yasa adalah salah satu warisan kolonial Belanda di Indonesia yang keberadaannya sangat dibutuhkan. Balai Yasa merupakan sebuah tempat memperbaiki lokomotif kereta api yang ada di Yogyakarta. ”Bisa dibilang rumah sakitnya lokomotif,” ucap Amirudin, staf pelaksana Bagian Umum Balai Yasa.
Memiliki sekitar 470 lebih teknisi menjadikan Balai Yasa salah satu bengkel lokomotif terbesar di pulau Jawa. Berdiri di atas tanah seluas 12,88 hektar dan memiliki luas bangunan 4.37 hektar ini, Balai Yasa telah banyak memperbaiki lokomotif rusak yang beroperasi di pulau Jawa.

Layanan lokomotif
Balai Yasa berdiri tahun 1914 dengan nama Central Werkplaats dengan tugas pokoknya melaksanakan perbaikan lokomotif, gerbong, dan kereta. Balai Yasa sempat diambil alih oleh Jepang tahun 1942. Lalu diambil alih pemerintah Indonesia setelah proklamasi pada 28 Septemper 1945 dengan nama Balai Karya. Berubah nama menjadi Balai Yasa tahun 1959 dengan tugas pokok melaksanakan layanan untuk lokomotif terutama perbaikan.

Diakui Amirudin, layanan yang sering dikerjakan adalah perbaikan lokomotif. ”Mayoritas di sini kita memperbaiki lokomotif yang rusak,” terangnya. Amirudin menambahkan kerusakan yang terjadi kebanyakan akibat umur lokomotif yang sudah tua. Hal ini dikarenakan lokomotif yang beroperasi di Indonesia mayoritas produk-produk lama. ”Bahkan sudah ada yang gak layak pakai lagi,” aku Amirudin.

Kerusakan akibat ulah manusia seperti kecelakaan bukan tidak ada. ”Bisa juga kecelakaan kereta dan ulah manusia seperti bonek,” ungkap Wawik, staf bagian Kelangsungan Kerja (KK) Balai Yasa. Namun presentasinya lebih kecil. ”Cuman gak banyak,” tambahnya.

Lingkup dan alur kerja Balai Yasa bisa dikategorikan kompleks. Terlihat dari banyaknya layanan yang diberikan untuk lokomotif. “Tidak hanya perbaikan lokomotif, tapi pemaksimalan kerja lokomotif juga kita lakukan seperti modifikasi,” kata Wawik. Pemeriksaaan berkala, pengetesan, dan pencucian lokomotif adalah layanan lain yang ada di Bala Yasa.

Selama empat tahun sekali Balai Yasa melakukan pemeriksaan akhir terhadap semua lokomotif yang beredar di pulau Jawa. Ini dimaksudkan untuk mengevaluasi secara besar-besaran terhadap kualitas lokomotif. “Selain itu kita juga ada program yang dua tahunan. Namanya SPA singkatan dari Semi Pemerikasaan Akhir sebagai persiapan untuk yang empat tahunan,” imbuh Wawik.

Mengusung motto keselamatan dan kelayakan, Balai Yasa peduli terhadap keselamatan para pegawainya. Keselamatan memang hal yang sangat dijaga di Balai Yasa. Pasalnya, barang-barang yang dikerjakan tidak sembarangan. Ditambah alat-alatnya pun tergolong berat dan berbahaya. Risiko kecelakaan saat bekerja sangat rentan terjadi. Sehingga para teknisi dilindungi dengan perlengkapan keselamatan kerja. Helm industri dan seragam yang memenuhi standar keselamatan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Ketat
Tidak semua orang bisa memasuki kawasan Balai Yasa yang berada sebelah timur stasiun Lempuyangan ini. Jika hanya ingin melihat-lihat dan tidak ada urusan yang penting, jangan harap bisa diizinkan masuk. “Kalau tidak ada kepentingan seperti magang, penelitian, dan reportase kami tidak mengizinkan untuk masuk,” tutur Amirudin. Alasan keselamatan dan kelancaran produktivitas kerja di Balai Yasa menjadi pertimbangannya.

Balai Yasa memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan magang. Menurut Amirudin, mahasiswa jurusan teknik kerap magang dan mengadakan penelitian di Balai Yasa. Fasilitas perpustakaan yang dimiliki Balai Yasa ikut memperkaya dan mempermudah referensi terutama tentang perkeretaapian. Tidak hanya mahasiswa, masinis dan teknisi pun sering mengadakan pelatihan seperti workshop.

Lokasinya yang representatif tergolong jauh dari perumahan warga tidak menimbulkan keluhan warga. Suara-suara mesin, bangkai lokomotif, dan limbah mesin tidak menjadi masalah. Bagaimanapun, bengkel warisan Belanda ini telah turut menjaga kualitas moda transportasi khususnya kereta api sehingga layak beroperasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar