Kalo kata sejarah, suatu peradaban yang makmur itu adalah peradaban yang lokasinya berada dekat sungai. Logis memang, suatu masyarakat yang hidup dekat sungai bisa memenuhi segala kebutuhan hidupnya dengan mudah karena kebutuhan hidup yang pokok (air) sangat mudah diperoleh. Kalo air udah gampang didapat makan, minum, mandi, dan nyuci gak jadi pikiran. Waktu SMA, guru sejarah kita selalu mencontohkan peradaban Sungai Nil, Hindus, Kuning, Eufrat, Tigris, dll.
Dari mukadimah tadi, sangat beralasan masyarakat kota Seoul begitu bangga tanah yang ditinggalinya mempunyai sungai yang panjang dan lebar. Tidak cukup dengan bangga, mereka sangat menjaga dan merawat sungai yang mempunyai panjang 68,75 km ini. Tidak lain sungai yang dimaksud adalah Sungai Han.
Nama Han sendiri berasal dari kata "Hangaram" (baca: Hang Garam) yang berarti panjang, luas serta lebar (han), dan "garam" berarti "sungai" dalam bahasa Korea kuno. Kalo sekarang orang Korea menyebut sungai terpanjang di Korea ini yakni “Hangang” (baca: Hang Gang).
Karena keberadaan sungai ini, Korea juga mendapat julukan “Miracle of the Han river.” Sungai yang membelah jantung kota Seoul ini airnya bisa dikatakan lumayan bersih (menurut saya lho) dan gak tercium bau yang kurang sedap. Juga gak ada sampah yang terlihat “berenang” di atas permukaan sungai. Overall, kondisi sungai yang melewati 12 distrik di kota Seoul ini oke punya. Salah satu tempat yang sayang kalo dikecualikan untuk dikunjugi saat berada di Korea.
Anehnya, teman saya orang Korea gak sependapat, “Mwo? Kkekkeutheyo? Anniyo Yogi ssi! Hankangeun dorowoyo!” “Apa? Bersih? Tidak Yogi! Sungai Han kotor!” Sungai Han yang saya anggap bersih mereka anggap kotor. Gimana jadinya kalo mereka datang ke Indonesia terus lihat sungai kita (ciliwung misalnya)?
Fasilitas memanjakan
Masyarakat kota Seoul sering datang ke bantaran Sungai Han untuk sekedar melepas stress, membaca buku, menulis, melukis, berolahraga, atau kalo orang yang lagi kasmaran suka dijadiin tempat apel (romantis abis dah).
Area wisata sungai ini memiliki 12 tempat olah raga, area sepeda (biking trails), area hiking, dan 169 fasilitas olah raga. Dan tentu saja juga memiliki taman-taman keluarga, dimana masuk dan semua fasilitasnya tanpa dipungut biaya, alias gratis (catet: gratisss)!
Pilihan yang tepat menurut saya masyarakat kota Seoul memanfaatkan keberadaan sungai ini untuk penghilang rasa penat. Di samping bisa melihat pemandangan sungai, kita juga menghindari sejenak dari kebisingan dan polusi udara jalan raya. Pohon, rumput, bunga tumbuh dengan manisnya menjadi penambah keindahan.
Baik siang maupun malam apalagi akhir pekan banyak masyarakat menikmati keindahan sungai. Disediakan juga jasa angkutan kapal (ferry) untuk berkeliling melihat keindahan sungai. Ada 2 macam tiket untuk naik ferry yakni one way course dan round trip course. Harga tiket one way course untuk dewasa adalah 9000 won (sekitar 90.000 rupiah), durasi 1 jam dengan panjang lintasan 15,5 km.
*Ket. Photo: Saya saat di bantaran sungai Han.
wah senang ketemu blognya cep yogi nya .orang tasik juga ya. kebetulan saya penggemar negeri korea. bagus sekali ceritanya boleh ngak saya ambil untuk jadi sumber postingan di blog saya tentunya dengan fotonya cep yogi juga atuh .bagus kok cep yogi ngak kalah keren sama orang Korea hehe....kalo sempat mampir atuh di http://mysarangsuka.blogspot.com/ mangga hatur nuhun
BalasHapus