Selasa, 30 Oktober 2007

Reuni SMP N 2 Tasikmalaya Angkatan 1966

TEPANG SONO ALUMNI

Sebuah pengalaman yang menarik ketika Saya meliput acara reuni SMP N 2 Kota Tasikmalaya angkatan 1966. Suasana yang kekeluargaan dan persahabatan yang kental bisa dilihat. Saat itu pada tanggal 18 Maret 2007. Ada yang berbeda dengan kampus SMP N 2 Tasikmalaya bertepatan hari Minggu itu. Sekolah yang berlokasi di samping Pendopo Kabupaten Tasikmalaya ini pun terlihat ramai. Hal ini tidak lain karena adanya reuni alumni SMP N 2 angkatan 1966.

Sekolah yang mempunyai panggilan akrab Nedutas ini pun dibanjiri para alumni angkatan 1966. Para alumni yang notabene sudah menjadi Bapak, Ibu bahkan ada yang sudah menjadi Kakek dan Nenek ini sangat antusias mengikuti acara.

Dalam acara ini, mereka saling sosonoan satu sama lain. Mengenang masa-masa dulu ketika di bangku SMP N 2. Banyak cerita-cerita, dan kenangan-kenangan yang dilontarkan para alumni satu sama lain.
Menurut Ketua Pelaksana Reuni Alumni SMPN 2 Tasikmalaya angkatan 1966, Ir. H. Rusdhiana Sulaeman, MM., MBA. Latar belakang acara ini berawal dari satu gagasan, satu kehendak dari seseorang yang bernama H. Djoko Sumaryono. Beliau merupakan Laksamana Madya TNI (Jika di Angkatan Darat Letnan Jendral).
“Beliau begitu merindukan, ingin bertemu dengan teman-teman lamanya ketika di SMP N 2. Karena rasa kangen yang tinggi dan keinginan meningkatkan silaturahmi, maka kami selaku panitia berinisiatif untuk menggagas acara ini.” Ucap Bapak Rusdhiana.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukabumi ini juga menambahkan. Bahwa maksud dan tujuan dari acara ini salah satunya yaitu untuk meningkatkan tali silaturahmi antara sesama kawan sekaligus temu kangen.

Acara yang dimulai pukul 09.15 WIB ini begitu hidmat. Dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh salah seorang alumni. Kemudian dilanjut dengan berbagai sambutan.

Dimulai dari sambutan ketua pelaksana, yaitu Ir. H. Rusdhiana Sulaeman, MM., MBA. Kemudian dari pihak alumni yaitu Laksamana Madya TNI H. Djoko Sumaryono. Dalam sambutannya Laksamana Madya TNI H. Djoko Sumaryono berharap. Dengan adanya acara reuni ini bisa mempererat tali silaturahmi diantara para alumni.

Sebagai syukuran, diadakan potong tumpeng. Yang dilakukan oleh Laksamana Madya TNI H. Djoko Sumaryono. Kemudian diberikan kepada guru SMP N 2 angkatan 1966.

Tidak mau ketinggalan. Dalam acara ini, siswa-siswi SMP N 2 memberikan hiburan dengan menampilkan kesenian sunda kacapi. Serta menyanyikan lagu mars SMP N 2 Tasik. Tidak hanya itu, panitia juga menampilkan Reog Bogem Tempo Dulu yang sekarang masih ada. Serta menghadirkan door prize kepada tamu undangan.



Di akhir acara, dibentuklah ikatan alumni SMP N 2 Tasikmalaya angkatan 1966 dengan Ketua Umum Laksamana Madya TNI H. Djoko Sumaryono. Dalam kesempatan itu pula, para alumni memberikan penghargaan bagi siswa-siswi SMP N 2 yang berprestasi.

Wawancara Eksklusif Laksamana Madya TNI H. Djoko Sumaryono Ketua BAKORKAMLA (Badan Koordinasi Keamanan Laut) RI

JURUS AMPUH 4 S
Di sela-sela acara reuni SMP N 2 Tasikmalaya angkatan 1966. Saya berkesempatan mewawancarai salah seorang alumni SMP N 2 Tasikmalaya yang mempunyai andil yang cukup besar di Indonesia khusunya angkatan laut.

Beliau adalah Laksamana Madya TNI H. Djoko Sumaryono. Beliau merupakan Ketua BAKORKAMLA (Badan Koordinasi Keamanan Laut) RI. Berikut petikan wawancaranya.
Gie : Komentar Bapak mengenai acara ini?
Pak Djoko : Acara ini sangat semarak dan mengharukan. Karena kurang lebih empat puluh satu tahun kita tidak bertemu. Alhamdulillah, guru-guru masih ingat kepada kita. Hal ini merupakan satu hal yang konstruktif.
Gie : Harapan Bapak dengan adanya acara ini, khususnya bagi SMP N 2?
Pak Djoko : Tentu SMP N 2 sekarang punya network, punya jaring, ada alumni. Harapannya bisa memberikan motivasi kepada adik-adik almamater. Bahwa kakak-kakaknya bisa berhasil.
Gie : Kenangan manis Bapak ketika di SMP N 2?
Pak Djoko : Ketika aktif di Pramuka. Banyak pengalaman yang bisa diambil dari situ.
Gie : Waktu Bapak SMP, pelajaran apa yang Bapak sukai?
Pak Djoko : Hampir semuanya Bapak sukai. Tapi dalam kegiatan ekstrakurikuler, Bapak paling suka Pramuka.
Gie : Kiat Bapak ketika SMP, sehingga bisa sukses seperti sekarang ini?
Pak Djoko : 4 S. Syukur, senang, sungguh-sungguh, dan sabar. Itu kiat Bapak.
Gie : Pesan Bapak bagi para pelajar di Tasikmalaya?
Pak Djoko : Belajar sungguh-sungguh. Hindari hal-hal yang terlarang, narkotik, diskotik dan segala macam yang negatif. Percayalah bahwa ke depan bangsa kita akan lebih baik lagi. Untuk itu song-songlah masa depan yang lebih bagus.

Demi Waktu

Waktu Oh Waktu.......
Waktu merupakan sesuatu yang krusial dalam hidup ini. Detik demi detik kita jalani hidup ini. Setiap detik yang kita lalui tidak akan pernah kembali. Itulah waktu, saking pentingnya waktu ada pribahasa yang mengatakan time is money.
Yah, waktu amat berharga dalam hidup ini. Orang yang sukses akan me-manage waktunya dengan baik. Mereka tidak akan menyia-siakan waktu satu detik pun untuk hal yang tidak penting.

Ada hal yang menarik, dalam waktu 24 jam. Ada orang yang bisa menyelesaikan satu buku. Dalam waktu 24 jam, ada orang yang mempu membuat 100 produktivitas, 250, 500, 750, bahkan 1000 produktivitas. Namun, dalam 24 jam ada juga orang yang mengurus dirinya sendiri saja tidak bisa.

Remaja, usia di mana seseorang sedang mencari jati dirinya. Usia di mana kata orang merupakan masa yang paling indah dan menyenangkan. Remaja yang secara psikologis, merupakan suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Usia ini merupakan usia yang agak kabur.

Karena berada pada masa peralihan antara anak-anak dan masa dewasa. Bahkan seorang Psikolog mengibaratkan: terlalu besar untuk serbet, terlalu kecil untuk taplak meja. Unik memang masa remaja. Di satu sisi bukan anak-anak lagi, di sisi lain belum pantas juga disebut dewasa.

Tapi hal tersebut jangan dijadikan alasan untuk tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Jikalau memang asumsi yang mengatakan masa remaja merupakan masa yang paling indah, jadikan masa remaja tersebut lebih indah dengan mengisi hal yang kreatif, inovatif, dan prestatif.

Penyesalan memang tidak akan pernah datang awal-awal, penyesalan pasti datang di akhir. Kita tidak bisa tawar menawar lagi mengenai hal yang satu ini. Untuk itu, hindari hal tersebut dengan tindakan preventif.

Teringat akan sajak Sean Covey yang menggugah kita akan seberapa pentingnya waktu dan memaknainya. Berikut petikannya.
Untuk tahu nilai satu tahun, tanyakan pada siswa yang gagal dalam ujian kenaikan.
Untuk tahu nilai satu bulan, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
Untuk tahu nilai satu minggu, tanyakan pada editor majalah mingguan.
Untuk tahu nilai satu hari, tanyakan pada buruh harian yang punya enam anak untuk diberi makan.
Untuk tahu nilai satu jam, tanyakan pada kekasih yang menanti saat bertemu.
Untuk tahu nilai satu menit, tanyakan pada orang yang ketinggalan kereta.
Untuk tahu nilai satu detik, tanyakan pada orang yang selamat dari kecelakaan.
Untuk tahu nilai satu milidetik, tanyakan pada peraih medali emas olimpiade.


Dari sajak 7 Habits yang diutarakan Sean Covey kita bisa renungkan akan waktu. Betapa pentingnya kita me-manage waktu dengan baik. Hadist juga menerangkan akan pentingnya waktu. Sabda Rasulullah Saw: Ingat lima perkara sebelum lima perkara. Lima perkara tersebut; sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, dan hidup sebelum mati.

Sabtu, 06 Oktober 2007

Liputan Khusus Lebaran

SUKA DUKA PENJAGA PINTU PERLINTASAN KERETA API

Setiap kita melintas suatu perlintasan kereta api, ada satu hal yang rasanya jarang kita perhatikan. Yaitu seseorang yang berjasa kepada para pengendara kendaraan bermotor. Seseorang yang berjasa telah menyelamatkan nyawa kita dari bahaya kereta api. Seseorang tersebut tidak lain adalah penjaga pintu perlentasan kereta api.

Membuka dan menutup palang pintu apabila ada kereta yang lewat adalah tugas pokoknya. Tanda kepada kita selaku pengendara untuk berhenti sejenak menunggu kereta lewat. Mereka bekerja dengan penuh tanggung jawab.

Seperti halnya Pak Emen (52), seorang penjaga pintu perlintasan kereta api. Pak Emen adalah salah satu dari sekian banyak penjaga pintu perlintasan di Kota Tasikalaya.

Ketika Saya wawancarai di tempat kerjanya, yaitu pos Indihiang. Pak Emen tengah selesai mengejakan tugasnya menutup pintu perlintasan. Bapak tiga anak ini begitu ramah dalam menyambut.

Saya berkesempatan mengetahui lebih jauh mengenai pengalaman dan suka duka Pak Emen sebagai penjaga pintu perlintasan. Sudah hampir 33 tahun Pria berkacamata ini menjalani hidup sebagai penjaga perlintasan kereta api.

Banyak hal yang dilalui, baik itu pengalaman suka maupun pengalaman dukanya. Meskipun bekerja sebagai penjaga pintu perlintasan, kebutuhan keluarganya masih bisa tercukupi. “Alhamdulillah meskipun Bapak bekerja hanya sebagai penjaga pintu perlintasan kereta api selama 33 tahun ini tapi Bapak bisa memenuhi kewajiban Bapak sebagai kepala keluarga dalam menafkahi anak dan istri.” Terangnya.

Pak Emen yang bekerja 6 hari dalam 1 minggu ini mesti konsentrasi dalam bekerja. Karena sedikitnya ada 20 kereta api yang melintas dalam 1 hari 1 malam. Sedikit saja lengah maka akan fatal akibatnya.

Bagi Pak Emen, bisa menejalankan tugas dengan baik dan tanggung jawab sudah merupakan suatu kebahagiaan. Rasa kantuk yang berat mesti dilawan ketika jaga malam. Dan itu merupakan sesuatu yang tidak mengenakkan bagi Pak Emen.

Pak Emen menambahkan terkadang tidak bisa berkumpul bersama keluarga ketika lebaran. Tidak lain karena mendapat tugas ketika hari raya. “Yah Bapak pernah tidak berkumpul dan silaturahmi sama keluarga ketika lebaran karena kebagian jaga. Mau gimana lagi tugas mesti dikerjakan.” Ucapnya.

Hal yang membanggakan dari seorang Pak Emen ini adalah ketika mengisi waktu menunggu datangnya kereta, Pak Emen sering membaca Al Quran. Bahkan tafsirannya pun dibaca.

“Dengan kita membaca Al Quran kita senantiasa ingat kepada Allah SWT. Dan kita jadi tahu tujuan hidup ini. Hati pun jadi terasa tentram dan damai. Tidak ada yang mesti ditakuti, kecuali Allah SWT.” Tegas pria kelahiran 19 Juni 1955 ini.

Hikmah lain yang dirasakannya setelah membaca Al Quran, dalam mengerjakan tugasnya akan khusyu dan tidak ceroboh. Hal yang patut kita tiru, meskipun sedang bekerja senatiasa beribadah dan ingat kepada Allah SWT.

Di ujung perbincangan Pak Emen berpesan agar masyarakat mencintai dan membudidayakan kereta api. Juga, untuk tidak menerobos palang pintu kereta api. “Bapak suka sedih dan jengkel kalo ada yang menerobos. Padahal itu sangat berbahaya bagi keselataman.” Keluhnya.

Masih banyak Pak Emen, Pak Emen lain yang berjasa kepada kita selaku masyarakat. Kita patut berterima kasih kepada mereka. Demi menjalankan tugasnya mereka rela meninggalkan anak dan istri.

Kamis, 04 Oktober 2007

Artikel Tugas Ramadhan

Ramadhanku Sayang, Ramadhanku Malang

Alhamdulillah akhirnya kita bisa bertemu kembali dengan bulan yang penuh hikmah, ampunan dan magfiroh yaitu bulan Ramadhan. Bulan yang kesembilan di tahun hijriyah ini memang bulan paling istimewa di antara bulan-bulan yang lainnya. Bagaimana tidak, Allah menyediakan pahala yang berlipat-lipat di bulan suci ini.

Setiap kita melakukan ibadah yang hukumnya sunat, maka pahalanya sama dengan yang hukumnya fardhu. Sedangkan apabila kita melakukan ibadah yang hukumnya fardhu, maka pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah sebanyak tujuh puluh kali lipat.

Jikalau kita analogikan bulan Ramadhan, bulan suci ini merupakan lahan yang subur. Lahan yang apabila ditanami tumbuh-tumbuhan, buah-buahan maka hasilnya akan memuaskan dan tidak mengecewakan. Di bulan suci ini juga terdapat malam Lailatulqadar yang pahalanya sama dengan seribu bulan. Bulan Ramadhan merupakan saatnya bagi kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Khaliq.

Bulan Ramadhan mesti kita sambut dengan suka cita. Rasulullah pernah bersabda; “Barang siapa yang berbahagia dengan datangnya bulan Ramadhan, maka diharamkan baginya masuk neraka”. Nah, bagaimana bulan Ramadhan ini di mata para remaja?

Usia di mana kata orang merupakan masa yang paling indah dan menyenangkan. Remaja yang secara psikologis, merupakan suatu usia di mana individu menjadi teritegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.

Usia ini merupakan usia yang agak kabur. Karena berada pada masa peralihan antara anak-anak dan masa dewasa. Bahkan seorang Psikolog mengibaratkan: terlalu besar untuk serbet, terlalu kecil untuk taplak meja. Unik memang masa remaja. Disatu sisi bukan anak-anak lagi, di sisi lain belum pantas juga disebut dewasa.

Melihat fenomena dan fakta yang ada di lapangan, bahwa terdapat dua sisi remaja yang memaknai bulan suci ini. Pertama, remaja yang memanfaatkan bulan Ramadhan ini dengan seksama. Artinya remaja yang berkriteria seperti ini merupakan remaja yang benar-benar menjalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan suka cita dan dengan niat mengharap ridho Allah Swt.

Remaja seperti ini tidak menyia-nyiakan waktunya dengan hal-hal yang tidak karuan dan negatif di bulan Ramadhan. Justru mereka memanfaatkan waktunya dengan tadarus Al-Quran, mengikuti pengajian-pengajian, melakukan amal shaleh, dan tidak melakukan sesuatu hal yang sia-sia dan dilarang di bulan Ramadhan.

Namun, di samping itu ada juga remaja yang bertolak belakang dengan kriteria yang pertama. Remaja seperti itu termasuk tipe remaja yang kedua. Mereka hanya ingin dibilang umat muslim saja. Remaja ini menghadapi bulan Ramadhan dengan rasa malas. Mereka hanya ikut meramaikan saja. Mereka tidak sepenuh hati menjalankan ibadah puasanya.

Bahkan yang lebih parah lagi, ada pula yang puasanya masih bolong-bolong Shalat terawih cuma janjian sama pacar Kerjaannya tidur terus, atau main yang membuang-buang waktu. Pendek kata cuma melakukan hal-hal yang tidak karuan.

Sungguh disayangkan memang dengan fenomena ini. Padahal jika kita teringat akan perkataan sahabat Rasulullah Saw yang mengatakan; “Jika manusia mengetahui keutamaan bulan Ramadhan, maka pastilah mereka menginginkan semua bulan selama setahun merupakan bulan Ramadhan semua”.

Menyikapi hal ini, memang perlu ada kesadaran dari masing-masing pribadi. Peran orang tua juga sangat penting dalam menghadapi fenomena ini. Orang tua mesti mengarahkan dan membimbing anak-anaknya.

Pengaruh positif bulan Ramadhan terhadap kehidupan remaja memang sangat signifikan. Hal ini bisa kita kupas dari semangat belajar, bersikap, dan bergaul. Dari semangat belajar, remaja menjadi giat dan semangat untuk menuntut ilmu. Karena kita ketahui bahwa menuntut ilmu merupakan ibadah, dan ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan.

Pengaruh positif bulan Ramadhan dari segi sikap bisa kita lihat dari perilaku. Remaja akan bersikap lebih sabar dan tidak mudah emosi. Karena hal tersebut merupakan aplikasi dari ibadah puasa itu sendiri yaitu menahan hawa nafsu.

Dari bulan Ramadhan juga mempengaruhi terhadap pergaulan. Apalagi soal bergaul dengan lawan jenis. Tentu dalam ajaran Islam sangat tegas mengenai peraturan pergaulan antar ikhwan dan akhwat yang bukan muhrimnya.

Semua pengaruh positif itu tentu akan terasa manfaatnya apabila kita memaknai dan menjalankan ibadah puasa dengan sungguh-sungguh dan proporsional. Lain dengan halnya apabila kita tidak memaknainya, bisa dipastikan kita tidak akan merasakan manfaatnya.
Sisi lain yang menghiasi bulan Ramadhan di kalangan remaja adalah adanya buku Ramadhan. Karena status remaja mayoritas merupakan seorang siswa. Di Kota Tasikmalaya sendiri buku Ramadhan sudah menjadi tradisi.

Setiap sekolah membagikan buku ini untuk diisi oleh siswa selama menjalani kegiatan Ramadhan. Setiap siswa wajib mengisi buku tersebut. Karena nilai akan didapat apabila buku tersebut diisi.

Tapi pada kenyataannya, penggunaan buku Ramadhan ini tidak sepenuhnya ditanggapi positif oleh para siswa. Mereka berasumsi bahwa adanya buku Ramadhan merupakan sarana melakukan kegiatan ibadah di bulan Ramadhan menjadi tidak ikhlas.

Iming-iming nilai merupakan salah satu faktornya. Jadi niat beribadah di bulan Ramadhan menjadi goyah akan hadirnya buku tersebut. Padahal niat sekolah untuk memberikan buku Ramadhan ini baik. Tidak lain bertujuan agar siswa mengisi bulan ramadhan dengan kegiatan yang positif, dan hasilnya dicatat dalam buku tersebut.

Buku Ramadhan ini di dalamnya memuat catatan kegiatan ceramah, pelaksanaan shalat terawih, kegiatan tadarus Al Quran. Point-point tersebut merupakan salah satu item yang ada pada buku Ramadhan.

Bulan Ramadhan juga merupakan saatnya bagi kita untuk mengadakan reformasi diri. Perubahan ke arah yang lebih baik tentunya. Sehingga efeknya bisa terasa di bulan-bulan setelah Ramadhan.

Jangan sampai ketika setelah bulan Ramadhan lewat tidak ada perubahan yang sidnifikan pada diri kita. Ramadhan berlalu, kita melakukan dosa lagi. Jadi, tidak ada bekasnya. Naudzubillah.
Padahal bulan Ramadhan merupakan momen untuk berlatih agar diaplikasikan pada bulan-bulan selain Ramadhan. Mari kita sama-sama meluruskan niat untuk menjalankan ibadah puasa di bulan suci ini.

Tugas Ramadhan

CATATAN KEGIATAN RAMADHAN

Alhamdulillah, Allah masih memberikan umur kepada Saya untuk bisa melaksanakan saum di bulan Ramadhan ini. Syukur Alhamdulillah. Kegiatan di bulan Ramadhan kali ini beragam. Mulai dari bangun sahur sampai buka, InsyaAllah dilalui dengan hal-hal yang positif. Untuk itu di sini saya akan merangkum kegiatan saya di bulan Ramdhan 1428 H.

Hari pertama puasa yaitu tanggal 13 September 2007 yang lalu tentunya merupakan hari pertama kita saum. Dimulai dari kita sahur. Tentunya malam sebelum sahur saya berniat untuk puasa terlebih dahulu. Alhamdulillah rutinitas sahur tidak pernah terlewatkan setiap harinya.
Setiap harinya sesudah sahur, Alhamdulillah masih bisa diberi kekuatan oleh Allah untuk melaksanakan shalat subuh. Kadang di mesjid, kadang di rumah. Setelah shalat saya membaca Al Quran. Kemudian saya tidur kembali. Karena, ngantuk berat. Bangun lagi sekitar pukul delapan. Langsung saja saya mandi. Kadang setelah mandi, saya shalat sunat duha. Dan sesudahnya siap-siap untuk pergi ke sekolah tercinta SMA Al Muttaqin.

Di sekolah saya belajar sampai dzuhur. Shalat berjamaah bersama guru dan teman-teman di mushola. Sebelumnya semuanya mengaji terlebih dahulu. Mendengarkan tausiyah dari guru dan teman sesudah shalat. Setelah itu, bubaran sekolah. Tetapi saya tidak pulang dulu. Saya diem dulu di sekolah bercengkrama dengan teman-teman. Kadang membaca buku. Di sekolah kan internet jalan 24 jam gratis. Nah, saya manfaatkan fasilitas itu untuk browsing. Posting blog lah, browsing buat tugas lah, dll.

Sorenya jam tigaan shalat ashar berjamaah di mesjid sekolah. Kadang teman-teman sesudah ashar mengajak berolahraga. Baik itu badminton lah, sepak bola lah. Kadang sore harinya ngabuburit bareng teman keliling kota santri. Setelah ngabuburit baru saya pulang ke rumah.
Nah ini saat yang ditunggu-tunggu. Menunggu berbuka puasa. Biasanya saya “laladang” membantu orang tua dagang. Ngaladangan bensin, semen, pokoknya “laladang” deh. Buka puasa saya biasanya minum es dan kolak. Ketika buka saya tidak langsung makan yang berat. Tapi shalat magrib dulu. Baru setelah shalat magrib makan yang berat-berat.

Isya, shalat berjamaah di mesjid. Dilanjut dengan shalat tarawih. Balik ke rumah biasanya menyempatkan untuk membaca Al Quran. Setelah itu baru deh saya tidur. Dan besoknya sahur. Begitulah keseharian saya di bulan Ramadhan 1428 H ini. Mudah-mudahan puasa kita diterima oleh Allah SWT.