Minggu, 30 Maret 2008

Ayat-Ayat Cinta The Movie

Film Fenomal Itu Bernama "Ayat-Ayat Cinta"

Film Ayat-Ayat Cinta (AAC) telah memesona banyak orang. Jadi pembicaraan di mana-mana. Ditonton lebih dari 3,5 juta orang. Bahkan Presiden SBY, Wapres JK, dan Mantan Presiden Habibie pun menyempatkan untuk menonton film yang bernafaskan Islam ini.


Film yang diangkat dari novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy dengan judul yang sama ini telah menjadi film yang fenomenal. Bagaimana tidak, dalam empat hari pemutaran film produksi MD Pictures ini sudah ditonton 700 orang. Dan sekarang, telah menembus angka 3,5 juta lebih penonton. Sejarah baru dalam dunia perfilman Indonesia.

Hanung Bramantyo selaku sutradara mengaku kaget karyanya menjadi box office. Padahal sebelumnya, pihak produser sempat ragu akan meledaknya film yang diputar serentak 28 Februari 2008 ini. Target awalnya pun hanya mencapai 1 juta penonton.

Film ini pun menjadi buah bibir di mana-mana. Media cetak maupun elektronik. Mulai dari anak-anak, remaja, bahkan sampai Ibu-ibu pengajian. Hal ini bisa dibilang sebuah prestasi yang membanggakan. Karena, asumsinya film yang bernafaskan Islam biasanya tidak begitu laku. Akan tetapi AAC merubah paradigma yang ada selama ini.

Rahasia Sukses

Ada banyak faktor yang bisa mengejawantahkan suksesnya film yang digarap 1,5 tahun ini. Selain didukung pemain yang berkualitas yakni Fedi Nuril (Fahri), Rianty Cartwright (Aisha), dan Carissa Putri (Maria), tentunya sang sutradara yakni Hanung Bramantyo. Pria kelahiran Yogyakarta, 1 Oktober 1975 ini memang handal dalam membuat film yang berkualitas. Pantaslah Gelar sutradara terbaik (diantaranya) lewat Festival Film Indonesia tahun 2005 (Brownies) dan 2007 (Get Married) Ia peroleh.

Faktor lain yang pantas disebut sebagai ramuan jitu suksesnya film ini adalah sang penulis novel AAC, Habbiburahman El Sirazy. Kang Abik, panggilan akrabnya telah menghasilkan karya yang begitu menyentuh hati. Aura kesukesan novelnya seakan menjadi magnet tersendiri bagi kesuksesan film AAC.

Satu hal lagi yang menjadi "bumbu" yang rasanya tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Bagaikan sayur tanpa garam, satu faktor lagi yang membuat film AAC mendapatkan gregetnya. Apa lagi jika bukan OST Ayat-ayat Cinta. Lagu yang dilantunkan penyanyi asal Sumedang, Rossa ini laris direquest di mana-mana. Sang pencipta lagu, yakni Melly Goeslaw bisa dibilang ahli dalam menciptakan lagu sound track sebuah film.

Ditonton Pejabat Hingga Presiden

Presiden pun menonton film yang berdurasi 2 jam ini. Tepatnya Jumat Malam (28/3) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu dan dan sekitar 60 Duta Besar negara-negara sahabat, menonton bareng Ayat Ayat Cinta (AAC), di Studio 21 Plaza Ex, di Jl. MH Thamrin,Jakarta. Kebanggan tersendiri bagi prouduser, penulis, sutradara, artis, serta kru pendukung film AAC. Jarang-jarang bahkan (mungkin) baru pertama orang nomor wahid di Indonesia menonoton film di bioskop.

Menonton AAC, Presiden mesti meneteskan air matanya beberapa kali. Presiden dalam kesempatan yang sama menyampaikan rasa bangganya atas film ini, sebagai sebuah karya anak bangsa dan berharap menjadi tonggak baru bagi kebangkitan dunia perfilman nasional.

Tidak hanya Presiden Yudhoyono, tetapi juga Wapres Jusuf Kalla serta mantan Presiden B. J. Habibie turut menonton AAC. Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid dan Din Syamsudin sampai merekomendasikan masyarakat untuk menonton film yang sarat akan dakwah ini.

AAC telah mengubah paradigma tentang sebuah karya film. Membuat film yang bernafaskan Islam ternyata bisa menjanjikan. Hal ini bisa menjadi tonggak baru dalam dunia perfilman Indonesia. Yang sedang mencari jati dirinya. Dengan demikian, membuat film Islami tidak mematikan kreatifitas, justru sebaliknya mendorong untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif. Ayat-ayat Cinta telah menjawabnya.

Jumat, 21 Maret 2008

Blog Competition of ASC

LIPUTAN BLOG COMPETITION 2008
(by:Gie)



Fantastis! Kata yang tepat untuk lomba blog ASC SMA Al Muttaqin. Bagaimana tidak, “pendatang baru” dalam ASC ini telah menarik perhatian banyak orang. Terbukti sebanyak 50 regu tercatat sebagai peserta. Dengan peserta terjauh yakni SMA N 1 Sindang Indramayu dan SMA N 1 Bogor.



Lomba web blog sendiri muncul dari sebuah gagasan cerdas tentang kesadaran akan teknologi. Seperti yang diketahui, era globalisasi sudah di depan mata. Semakin cepat kemajuan peradaban dunia, semakin cepat pula segala hal yang menghiasi kehidupan manusia.


Dari kesadaran itulah, panitia ASC menggagas adanya lomba ini. “Demi kemajuan IT di kalangan pelajar, kita adain lomba blog ini”, ungkap Haikal, panitia lomba blog ASC. Siswa SMA termuda di Jawa Barat ini juga mengungkapkan, blog merupakan sesuatu yang mesti diketahui oleh pelajar yang ingin memperlajari IT secara intens.


Lomba yang dilaksanakan 19-20 Maret 2008 ini telah mengukir sejarah. Karena, ini merupakan kali pertama diadakannya kompetisi blog se Jawa Barat untuk kalangan pelajar. Dan kali pertamanya pula jumlah pesertanya membludak.


“Alhamdulillah, Kita gak nyangka kalo antusias pelajar Jawa Barat ampe segininya buat ASC khususnya lomba blog”, syukur Ilham, yang notabene adalah Ketua ASC IV. Hal ini benar-benar di luar dugaan panitia, karena asumsinya lomba ini masih dianggap baru dan belum banyak orang yang tahu. Bagi para juri yaitu Kang Iwok dan Kang Duddy, penilaian terhadap hasil karya peserta benar-benar menguras energi mereka. “Wah..kita bingung nih milih siapa juaranya, soalnya pada bagus-bagus sih blognya”, terang Kang Iwok.

Kang Iwok yang merupakan blogger (pengguna blog, red) serta penulis buku “Suster Nengok” ini begitu surprise dengan adanya lomba blog ini. “Asik nih, ntar kita bisa bikin komunitas blog di Kota Tasik”, harapnya. Hal ini bukan tanpa alasan, selama ini Kang Iwok adalah salah satu “aktivis”blogger yang rajin dan keranjingan nge-blog.


Bagi Kang Duddy, redaktur SK. Priangan, lomba blog bisa dijadikan salah satu media jurnalistik. “Karena setiap kita adalah berita”, tegas Kang Dud. Kang Duddy yang selalu mempromosikan citizen journalisem ini menilai karya blog peserta dari sisi content.


Lomba ini memperebutkan piala bergilir Telkom. Dengan juara umum (tingkat SMA dan SMP) diraih SMA N 2 Tasikmalaya. Di samping piala bergilir Telkom, SMANDA mendapat piala Tetap ASC, uang pembinaan, sertifikat Dinas Pendidikan dan cinderamata sponsorship.


Kemudian untuk Kategori juara tingkat SMA diraih oleh SMA N 1 Bogor. Juara tingkat SMP diraih oleh SMP BPK Penabur. Tidak hanya itu, panitia juga memberikan penghargaan sertifikat diknas untuk SMA N 1 Ciamis, SMAN 1 Sindang Indramayu, SMP N 4 Tasikmalaya, dan SMP Al Muttaqin.


Rencanya, selepas lomba blog ini, akan dibentuk komunitas blog Kota Tasikmalaya. Sebagai wahana blogger Tasikmalaya mencurahkan segala kreasinya. “Wacana ini bagus sekali buat para blogger Tasik, untuk teknisnya InsyaAllah sedang kita rundingkan”, cetus Kang Iwok dan Kang Dud.

Photo Dewan Juri

Kamis, 20 Maret 2008

Bikin Film

BIKIN FILM?
"Gampang-Gampang Susah"

Akhir-akhir ini seperti yang udah kita ketahui, lagi booming-boomingnya film Ayat-ayat Cinta ato yang akrab dipanggil AAC. Yap, film yang udah ditonton lebih dari 2 juta penonton dalam waktu 4 hari pemutarannya ini bener-bener fenomenal. Gimana gak, film yang diangkat dari novel best seller karya Habiburrahman El-Shirazy dengan judul yang sama ini bener-bener udah nyedot perhatian publik.



Berawal dari ketertarikan Gie about film en termotivasi dari AAC. Gie nyoba-nyoba bikin film (heee...he....obsesi dari dulu). En Gie jadi sutradara dalam pembuatan nih film. Filmnya sih simple-simple aja. Namanya juga nyoba-nyoba bikin film. About seseorang yang sedang belajar motor. Standar banget kan? Kenapa eh kenapa Gie milih tema itu? The Answer is, karena eh karena temen Gie ada yang blom bisa naek motor (Ihsan Beer). En yang jadi pemeran utamanya Ihsan Beer tentunya yang blom bisa naek motor. Yah, Gie nyoba dari hal yang kecil-kecil dulu lah. Kan sesuatu yang gede juga berawal dari yang kecil. Tul gak? Loh kok jadi ceramah gini. hee..Ok lanjut ke pemain yang lain. Aktor lain yang memeriahkan film ini yaitu Pupu, yang punya Handycam.Doi jadi pemain utama juga di film ini yang menjadi trainer motor. Sory bahasanya agak berat, biar kesannya berat juga. Hwa...hwa..Opo....ikii,,,

Siap...., Action!!!!



Well, ternyata bikin film itu bisa dibilang gampang-gampang susah. Gampangnya kita tinggal take doang. Ngambil gambar udah deh. But, susahnya itu, gak sembarangan ngambil gambar. Mesti gimana gitu biar hasilnya gak ngecewain. Trus, editingnya juga mesti rapih. Nyambung-nyambungin scene-scene yang beda. So, kita jangan anggap mudah film toh masih banyak hal-hal yang mesti diperhatikan. Trus, jangan anggap bikin film tuh susah. Toh pada dasarnya sederhana. Gitu lah bikin film mah.


But, ada pengalaman yang menarik dari bikin film ini. Ternyata kita jangan gampang kritik karya orang. Coz, kerasa banget oleh Gie bikin film tuh ternyata CAPE. Apalagi pas ngatur-ngaturnya(Ngatur orang terutama). Beuh....kalo gak sabar mah bisa bikin emosi meledak-ledak kaya bom bali. But, Alhamdulillah semuanya bisa terkondisikan.

Jumat, 07 Maret 2008

Curhat (4)

Husnudon Kepada Allah SWT

Tidak selamanya apa yang kita impi-impikan dan cita-citakan sesuai dengan harapan kita. Tak jarang, kita mendapatkan hasil yang bisa dibilang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Bahkan acap kali lebih buruk dari yang kita bayangkan.

Sebelumnya telah kita bahas mengenai mimpi dan harapan. Yang menjadi tanda tanya besar? Apakah kita siap dengan segala kemungkinan yang ada? Baik itu kemungkinan baik ataupun buruk yang akan menimpa mimpi kita tersebut?

Apakah kita siap apabila mimpi dan cita-cita yang selama ini dimiliki terwujud? Begitu indahnya apabila semua yang kita idam-idamkan terwujud. Bak mendapat durian runtuh, hati ini tak dapat tergambarkan. Kesiapan kita apabila dalam kondisi ini tak lain adalah siap untuk bersyukur.

Lalu, bagaimana jika keadaan yang terjadi sebaliknya? Mimpi yang kita miliki ternyata tidak terwujud? Inilah kondisi yang kurang mengenakkan bahkan menyakitkan. Apalagi jika impian tersebut telah menjadi “label” orang tersebut. Artinya, orang tersebut memilki ambisi yang besar terhadap mimpinya sehingga mimpinya menjadi ciri dari orang tersebut.

Tarolah seorang siswa tingkat akhir sekolah menengah atas. Dia berkeinginan kuliah di universitas yang diidam-idamkan. Akan tetapi dia mesti menelan pil pahit ketika dia belum bisa mewujudkan mimpinya karena masalah administrasi.

Nasi telah menjadi bubur. Harapan untuk masuk perguruan tinggi favorit sirna melalui jalur PMDK. Memang, masih ada jalur lain yakni SPMB. Akan tetapi SPMB merupakan “peluru” terakhir dan peluang yang dimiliki bisa dibilang fifty fifty.

Berdasarkan contoh masalah di atas, sebagai seorang manusia biasa, sulit rasanya untuk menerima kondisi ini. Rasa sedih pastinya menghiasi relung hati yang paling dalam. Tidak semudah mengembalikkan telapak tangan nrimo kenyataan yang ada.

Namun, sebagai seorang insan Tuhan kita harus belajar ilmu ikhlas dan membaca hikmah di balik semua itu. Apalagi bagi seorang muslim, seorang muslim mesti senantiasa berbaik sangka kepada Sang Khaliq (Husnudon).

Ilmu ikhlas, ilmu yang sulit untuk didefinisikan bahkan dipraktikan. Ilmu yang tidak bisa kita pelajari di sekolah. Perlu proses yang panjang dan intens untuk meraihnya. Sulit memang jika berbicara mengenai ilmu ikhlas.

Allah SWT tidak semata-mata memberikan keputusan kepada umatnya tanpa ada hikmah di balik semua itu. Pasti ada hikmah yang besar bagi kita dalam setiap alur kehidupan dan peristiwa yang kita alami.

Bisa jadi suatu perkara menurut kita baik belum tentu menurut Allah baik bagi kita. Bisa jadi pula suatu perkara menurut kita buruk belum tentu menurut Allah buruk bagi kita.

Intinya, positif thinking langkah yang kita tempuh mengahadapi semua itu. Al Ilmu, sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui. Sedangkan kita tidak tahu apa-apa. Allah Maha Mengetahui apa yang baik bagi kita dan apa yang buruk bagi kita.